'Apakah ini adil?' tanya seorang laki-laki muda yang baru
putus cinta dari kekasih pujaan hatinya karena memilih menikah dengan laki-laki
lainnya. Tubuhnya terlihat melemah. Hatinya terasa perih. 'Kenapa saya selalu
disakiti? Padahal saya tidak pernah menyakiti hati orang lain? Ini tidak adil.'
ucapnya seolah menggugat kehidupan. Pemuda itu merasa telah banyak berbuat baik
selama hidupya. tekun menjalankan sholat, puasa bahkan ibadah sholat tahajud
tidak pernah dilalaikannya.
'Saya kan sudah menjalankan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya, kenapa Allah masih menimpakan penderitaan kepada diri saya? saya tidak terima! Apakah ini adil?' Tuturnya.
Malam itu saya mengajaknya pergi ke masjid untuk mengambil air wudlu dan sholat berjamaah. Untuk menenangkan hatinya. Ujian yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menggoyahkan imannya. Kesedihan yang dialaminya selalu ada batasnya sesuai dengan kemampuan dirinya. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuan (orang tersebut). (QS. al Baqarah : 286).
Apakah hidup ini adil? Siapa yang berhak memutuskan hidup ini adil atau tidak? Kenapa kita merasa begitu yakin bahwa hidup kita tidak akan pernah diuji oleh Allah? Kenapa kita hidup ini indah bila tanpa adanya penderitaan? Bukankah dengan penderitaan itu sendiri membuat hidup ini menjadi indah?
Di dalam hidup ini berlaku sunatullah atau hukum ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika kita ditimpa dengan ujian itu sudah menjadi ketetapanNya, tidaklah peduli, apakah itu adil atau tidak menurut kita. Segala ketetapan Allah dimuka bumi sudah ditetapkan dengan hukum yang seadil-adilnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah sebabnya keadilan Allah hanya akan bisa ditangkap oleh orang-orang yang beriman kepadaNya.
Seringkali kita melihat banyak hal yang buruk malah menimpa kepada orang-orang mukmin sementara orang-orang ingkar malah terlihat hidupnya bahagia tanpa bersusah payah, padahal pandangan mata kita bisa salah untuk melihat keadilan Allah sebab yang kita pandang keburukan yang ditimpakan kepada orang-orang mukmin itu adalah rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Demikian juga pada orang-orang yang ingkar, kebahagiaan yang diperolehnya adalah keburukan di dunia dan diakherat kelak. Maka beruntunglah kita sebagai orang-orang yang beriman, sebagaimana Firman Allah yang berbunyi.
'Dan sesungguhnya akan Kami berkan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang tertimpa musibah mengucapkan inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya jualah kita kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah: 155-157).
Jadi, janganlah bersedih dan jangan pula merasa telah diperlakukan tidak adil oleh Allah. Justru berbahagialah karena kita adalah orang-orang yang diberikan keadilan dunia dan akherat dengan wujud kasih sayangNya karena kita terpilih menjadi orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang senantiasa mendapatkan petunjuk dijalan yang lurus.
'Saya kan sudah menjalankan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya, kenapa Allah masih menimpakan penderitaan kepada diri saya? saya tidak terima! Apakah ini adil?' Tuturnya.
Malam itu saya mengajaknya pergi ke masjid untuk mengambil air wudlu dan sholat berjamaah. Untuk menenangkan hatinya. Ujian yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menggoyahkan imannya. Kesedihan yang dialaminya selalu ada batasnya sesuai dengan kemampuan dirinya. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuan (orang tersebut). (QS. al Baqarah : 286).
Apakah hidup ini adil? Siapa yang berhak memutuskan hidup ini adil atau tidak? Kenapa kita merasa begitu yakin bahwa hidup kita tidak akan pernah diuji oleh Allah? Kenapa kita hidup ini indah bila tanpa adanya penderitaan? Bukankah dengan penderitaan itu sendiri membuat hidup ini menjadi indah?
Di dalam hidup ini berlaku sunatullah atau hukum ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika kita ditimpa dengan ujian itu sudah menjadi ketetapanNya, tidaklah peduli, apakah itu adil atau tidak menurut kita. Segala ketetapan Allah dimuka bumi sudah ditetapkan dengan hukum yang seadil-adilnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah sebabnya keadilan Allah hanya akan bisa ditangkap oleh orang-orang yang beriman kepadaNya.
Seringkali kita melihat banyak hal yang buruk malah menimpa kepada orang-orang mukmin sementara orang-orang ingkar malah terlihat hidupnya bahagia tanpa bersusah payah, padahal pandangan mata kita bisa salah untuk melihat keadilan Allah sebab yang kita pandang keburukan yang ditimpakan kepada orang-orang mukmin itu adalah rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Demikian juga pada orang-orang yang ingkar, kebahagiaan yang diperolehnya adalah keburukan di dunia dan diakherat kelak. Maka beruntunglah kita sebagai orang-orang yang beriman, sebagaimana Firman Allah yang berbunyi.
'Dan sesungguhnya akan Kami berkan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang tertimpa musibah mengucapkan inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya jualah kita kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah: 155-157).
Jadi, janganlah bersedih dan jangan pula merasa telah diperlakukan tidak adil oleh Allah. Justru berbahagialah karena kita adalah orang-orang yang diberikan keadilan dunia dan akherat dengan wujud kasih sayangNya karena kita terpilih menjadi orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang senantiasa mendapatkan petunjuk dijalan yang lurus.
Sumber : Mimbar Dakwah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar