Kamis, 27 Desember 2012

ADA APA DENGAN WAKTU???





Tafsir Surat Al-Insyirah Ayat 7-8
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. 94 : 7-8).
Tafsir Ayat 
Yakni, apabila engkau telah selesai mengerjakan suatu tugas, maka bersiap sedialah mengerjakan tugas yang lainnya. Yakni, kerjakanlah tugas yang lain, janganlah menyia-nyiakan kesempatan. Oleh karena itu, hidup seorang yang berakal adalah kehidupan yang penuh dengan kesungguhan. Setiap kali selesai mengerjakan satu tugas ia bersiap mengerjakan tugas yang lain.
Karena waktu akan terus berlalu, baik kita dalam keadaan terjaga maupun tidur, dalam keadaan sibuk maupun longgar. Waktu terus berjalan, tidak ada seorangpun yang dapat menahannya. Sekiranya semua manusia bersatu padu untuk menahan matahari supaya waktu siang bertambah panjang, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya. Tidak ada seorangpun yang dapat menahan waktu. Karena itu, jadikanlah hidupmu hidup yang penuh kesungguhan. Jika engkau selesai mengerjakan sebuah pekerjaan, lanjutkanlah dengan pekerjaan yang lain. Jika engkau telah selesai mengerjakan urusan dunia hendaklah engkau melanjutkannya dengan mengerjakan urusan akhirat. Sebaliknya, jika engkau selesai mengerjakan urusan akhirat lanjutkanlah dengan mengerjakan urusan dunia. Apabila engkau telah selesai mengerjakan shalat Jum’at, bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah. Shalat Jum’at diapit oleh dua urusan dunia. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at…” (QS. 62 : 9).
Yakni, sementara engkau sibuk mengurus urusan dunia.

Allah berfirman:
“…maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah…” (QS. 62 : 9-10).
Apabila kita selesai mengerjakan satu tugas, maka bersiaplah mengerjakan tugas yang lain. Demikianlah seterusnya. Seorang insan hendaklah selalu bersungguh-sungguh.
Jika ada yang berkata: Apabila aku terus-menerus serius dan sungguh-sungguh setiap waktu, aku pasti letih dan bosan.
Jawabnya: Sesungguhnya istirahatmu untuk menyegarkan dirimu dan mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Maksudnya, pekerjaan dan amalan itu tidak harus bergerak. Waktu istirahatmu untuk mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Yang paling penting adalah, jadikanlah seluruh hidupmu dalam kesungguhan dan amal.
Firman Allah:
“…dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.” ( QS. 94 : 8 ).
Yakni, apabila engkau selesai mengerjakan tugas-tugas lalu diikuti dengan pekerjaan yang lainnya, maka berharaplah kepada Allah untuk mendapatkan pahala. Selalulah memohon pertolongan kepada Allah sebelum dan sesudah beramal. Sebelum beramal mintalah pertolongan kepada Allah. Dan setelah beramal harapkanlah pahala dari Allah.
Dalam firman Allah: “dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap” terdapat faedah balaghiyah. Dalam struktur kalimat kata jar majrur: ilaa rabbika berkaitan dengan kata farghab, dan ia disebutkan terlebih dulu. Mendahulukan ma’mul (dalam hal ini jar majrur) memberi faedah hasr (pembatasan). Yakni, hanya kepada Allah sajalah kamu berharap jangan kepada yang lainnya. Berharaplah kepada-Nya dalam seluruh urusanmu. Dan percayalah, Allah pasti memudahkan engkau selama engkau menggantungkan pengharapanmu kepada-Nya. Banyak manusia yang kurang menyadarinya, yaitu kurang menyadari bahwa mereka harus selalu menggantungkan harapannya kepada Allah. Oleh karena itu, kita dapati amal perbuatan mereka banyak yang rusak. Karena tidak ada hubungan antara mereka dengan Allah dalam amal perbuatan mereka. Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita semua orang-orang yang melaksanakan perintah-perintah-Nya dan membenarkan berita-berita-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ada Apa Dengan Waktu?

Waktu adalah Hal Termahal yang Dimiliki oleh Manusia
Waktu adalah salah satu nikmat Allah yang paling mahal yang dikaruniakan kepada manusia. Meski demikian, seringkali kita lalai untuk mempergunakannya secara efektif dan efisien. Al-Qur’an dan As-Sunnah sendiri telah menaruh perhatian khusus terhadap waktu dari banyak aspek dengan berbagai bentuknya. Allah Ta’ala telah menjelaskan urgensinya waktu dan besarnya nikmat Allah di dalamnya. Dalam konteks penyebutan tentang betapa besarnya karunia Allah kepada manusia, dijelaskan dalam firman-Nya:
Dan Dia telah pula menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar, dan telah menundukkan bagi kalian malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya. Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan dapat menghitungnya. (QS. Ibrahim [14]:33-34).

As-Sunnah menegaskan urgensinya waktu dan tanggung jawab manusia terhadapnya yang akan dipersoalkan di hadapan Allah Ta’ala kelak di hari kiamat. Dalam sebuah riwayat ditegaskan:
Dari Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,” Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang empat perkara ; umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia pergunakan, hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan, dan perbuatannya apa yang telah ia kerjakan.” (H.R. At-Thabrani dengan sanad shahih).

Para intelek dan orang-orang bijak telah menyadari urgensinya waktu ini. Mereka mengatakan, “Waktu itu laksana emas,” Kata yang lainnya, “Waktu itu bagaikan pedang.”
Semoga Allah Ta’ala merahmati seorang ulama yang telah menyatakan, “Waktu adalah kehidupan.” Memang tak diragukan lagi, waktu lebih mahal dari emas dan lebih tajam dari pedang.
Waktu adalah Kesempatan atau Modal yang Terbatas
Waktu adalah rentang waktu yang dimulai sejak Anda dilahirkan dan berakhir dengan kematian Anda.

Kehidupan Waktu Kematian
Kehidupan
Waktu adalah kesempatan atau modal yang terbatas. Kita semua mempunyai kuantitas waktu yang sama :
24 Jam per hari = 168 Jam per pekan
Dalam kehidupan Anda, Anda tidak mempunyai waktu selain sejumlah tahun yang telah Allah tetapkan untuk Anda. Mustahil Anda bisa menabung waktu. Anda juga tidak bisa menghentikan atau menggerakkannya. Anda hanya bisa menggunakan 60 detik dalam tiap menitnya.
Hati Anda senantiasa memperingatkan diri Anda, seperti kata pepatah:
Degup jantung seseorang mengatakan kepada dirinya
 Sesungguhnya kehidupan hanyalah rangkaian menit dan detik
Imam Hasan Al-Bashri berkata, ”Wahai anak Adam, engkau hanyalah (kumpulan) hari-hari yang bisa dihitung. Setiapkali satu hari berlalu, setiapkali itu pula sebagian dirimu berlalu. Jika sebagian telah berlalu, maka keseluruhannya hampir tiba masanya untuk berlalu.”

Waktu Tidak Bisa Diganti
Setiap hari berlalu, setiap jam lewat, dan setiap kesempatan pergi…tak bisa dikembalikan lagi. Kata Imam Hasan al-Bashri, ”Tidaklah ada satu hari pun di mana fajar merekah, kecuali si hari berseru, “Wahai anak Adam, aku adalah makhluk yang baru, dan menjadi saksi atas perbuatanmu. Maka ambillah bekal dariku, karena aku tidak akan pernah kembali sampai hari kiamat kelak”.”

Oleh karena itulah sebuah riwayat berpesan kepada kita untuk mempergunakan waktu kita secara maksimal.
“Pergunakanlah secara maksimal lima perkara sebelum datang lima perkara yang lain : Masa hidupmu sebelum datang masa matimu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan masa kayamu sebelum datang masa miskinmu.
Waktu Berlalu dengan Cepat
 Waktu bergerak bak awan, berhembus laksana angin. Sebuah syair mengatakan:
 Tahun-tahun terus-menerus berlalu dengan tenang
 Karena pendeknya, ia laksana beberapa hari saja
 Disusul oleh hari-hari penuh kekacauan
 Begitu lamanya hingga ia laksana bertahun-tahun
 Tahun-tahun dan pelakunya pun berlalu
 Seakan-akan semuanya hanyalah mimpi
Cobalah untuk melihat sekilas umur Anda yang telah lewat sepanjang masa kehidupan Anda, maka Anda akan menemukannya ringkas -betapapun lamanya-, seolah-olah ia hanya sekejap saja.
Ketika mati, tahun-tahun dan dekade-dekade kehidupan seorang manusia akan diringkas sehingga seakan-akan hanya sedikit kesempatan yang lewat begitu saja, seperti lintasan kilat. Begitu juga hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman :
Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. (QS. al-Ahqaf [46]:35).

Orang-orang saleh menceritakan kisah sesepuh para rasul, Nuh ‘alaihi salam. Malaikat maut datang kepada beliau untuk mencabut nyawanya, setelah beliau hidup hampir selama seribu tahun sebelum dan sesudah terjadinya banjir yang menenggelamkan dunia. Malaikat maut bertanya, ”Wahai Nabi yang paling panjang usianya! Bagaimana anda mendapati dunia?” Nabi Nuh menjawab, ”Ia laksana sebuah rumah yang mempuyai dua pintu. Aku memasukinya lewat salah satu pintu dan keluar dari pintu yang lain!”

Setiap orang di antara kita mengetahui bahwa waktu berlalu dengan begitu cepat, namun kita tidak menyadarinya. Ia berlalu, namun kita tidak merasakannya. Berapa banyak waktu yang kita habiskan sekedar untuk melakukan kegiatan rutinitas harian? Misalkan umur manusia rata-rata adalah 60 tahun, maka kita bisa melihat bagaimana kita menghabiskan sebagian umur kita.

Sumber : Mimbar Dakwah Islam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar