Bismillah..
Assalamualaikum
wa rahmatullahi wa barakatuh..
==================================
”
Aku gak berani melamar dia mas,dia pernah taaruf dengan sahabatku. Aku gak mau
di antara aku dan sahabatku jadi saling jauh gara-gara seorang wanita ”
Temen
satu kamarku ini sedang bimbang menimbang keharmonisan antara dirinya dan
sahabatnya kalo dia melamar gadis pujaannya.
”
Ah..kalo sahabatmu tau,insyaallah dia juga akan mengerti. Aku yakin sahabatmu
pasti orang yang cerdas,karna wanita itu belum halal bagi sahabatmu,jadi kenapa
sahabatmu harus marah padamu
Aku
mencoba menenangkannya.
=================================
Sahabat,mungkin
perasaan seperti itu pernah kalian rasakan. Antara sahabat dan cinta.
Ketakutan
untuk mengkhitbah seorang wanita idaman yang terganjal kasih sahabat yang
pernah di tolak. Hal seperti ini bukanlah menjadi halangan untuk mengkhitbah.
Karna jelas tak ada halangan syari dalam hal ini. Akhwat yang hendak di khitbah
belum menjadi milik siapapun,jadi siapapun berhak untuk mengkhitbah.
Sahabat,ada
sebuah kaidah dalam islam yaitu kaidah Itsar, yakni mendahulukan
kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Namun perlu di ingat,
“Mendahulukan
orang lain dalam masalah ibadah, DIBENCI. Namun dalam masalah lainnya, DISUKAI”
Sedangkan
pernikahan adalah sebuah ibadah,jelaslah sudah kita harus mendahulukan diri
kita daripada orang lain. Karna masing-masing dari kita di perintahkan untuk
mengagungkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Bagaimana dengan perasaan sahabat kita?? Sahabat yang baik adalah sahabat yang saling memotivasi dalam kebaikan. Bila memang sahabat yang pernah di tolak adalah sahabat yang baik,dia tak mungkin akan mendahulukan ego di atas syariat. Karna khitbah untuk menuju pernikahan adalah hak setiap orang untuk memenuhi sunnah.
Dan berbicaralah dengan santun kepada sahabat kita,saat kita hendak mengkhitbah akhwat yang pernah dia khitbah. Jelaskanlah secara perlahan bahwa kita hendak memenuhi sunnah agama bukan untuk saling bersaing.
Antara Sahabat dan cinta untuk menuju pernikahan,maka pilih lah keduanya. Cinta pada sahabat dan cinta untuk menunaikan sunnah. Karna sahabat tanpa cinta adalah hambar,cinta tanpa sahabat adalah sepi. Maka raihlah keduanya..!!!
Wallahu’alam
bi Shawwab.
Sumber : Mimbar Dakwah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar